Kecamatan Ngebel
Selasa, 28 Agustus 2012
Rabu, 01 Agustus 2012
Tanaman Cengkeh Di Ngebel Teramcam Punah
Banyaknya penyakit dan Hama Bakteri
Ponorogo, Investigasi
Masyarakat petani cengkeh di Kecamatan
Ngebel, Kabupaten
Ponorogo mengeluh akibat tanaman cengkeh mereka banyak terserang hama
bakteri.
Dan akibatnya puluhan hektar tanaman cengkeh, kini telah terjangkit hama
bakteri dan bahkan sudah banyak tanaman cengkeh yang kering sampai ke
akar-akarnya dan mati.
Akibat
serangan hama bakteri tersebut, pucuk daun tanaman cengkeh mulai
mengering dan
merambat ke batang-batang akhirnya be rakibat mati. Terlebih tanaman cengkeh yang
masih kecil, yang terserang bakteri tersebut tanaman itu langsung layu,
kering
dan mati.
Untuk
mengatasi tanaman cengkeh tersebut, masyarakat kususnya
kecamatan ngebel bergabung dengan kelompok tani lain , sudah
melakukan
upaya-upaya penyemprotan dan pemberian obat pembasmi hama tersebut.
Namun,
belum membuahkan hasil sama sekali dan hama tersebut kini menjadi
misteri yang mengancam penghasilan
yang selama ini untuk sumber
penghasilan bagi masyarakat ngebel .
Salah satu
warga dari Desa Wagir Lor yang enggan di sebut namanya, mengatakan hama bakteri yang menyerang tanaman cengkeh mereka
sudah di ketahui warga sejak satu tahun
yang lalu. Namun, sampai sekarang hama bakteri tersebut belum
terselesaikan cara
mengatasinya dan juga semakin menyebar ke mana mana sehingga banyak
tanaman
cengkeh yang berada di dekatnya sudah dapat
dipastikan akan kering dan mati. Kata warga .
Lebih lanjut, tanaman cengkeh ini
merupakan prima dona
dari Kabupaten Ponorogo sehingga masyarakat Kecamatan Ngebel, merasa
kecewa
terhadap Dinas terkait, karena hama bakteri yang sudah satu tahun lebih
menyerang tanaman cengkehtersebut, belum
ada tindakan yang begitu serius dari Dinas terkait.
Untuk
itu masyarakat berharap kepada
dinas terkait untuk segera turun
ke lapangan melihat ,
serta menangani jenis bakteri dan virus apa yang
selam ini
belum bisa teratasi olih masyarakat ngebel. Masryarakat juga berharap
bantuan
obat untuk mengatasi agar tanaman cengkeh di ngebel
tidak punah . ungkapnya . [ sor/ngo]
Sabtu, 14 Juli 2012
Pemantauan PKH (program keluarga harapan)kec.ngebel
Guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu dan membantu anak-anak masuk
sekolah, Kamis 14 Juli 2012 bertempat di aula kantor Kecamatan Ngebel
berlangsung penyerahan bantuan Program Keluarga Harapan tahap 2 Kabupaten Ponorogo
Tahun 2012.Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Ponorogo H. Amin, SH dan
Asisisten 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Ponorogo Ir. Endang Retno Wulandari,
MM. Program Keluarga Harapan (PKH) itu
sendiri merupakan program pemerintah untuk membantu khususnya anak yang masih
dalam kandungan agar bisa terpenuhi gizi dan kesehatan serta untuk membantu
para orang tua yang anak-anaknya akan memasuki masa sekolah. Pemerintah
berharap dengan adanya bantuan tersebut bermanfaat dan kelak nantinya anak-anak
bisa menjadi harapan bangsa dan negara.
Dalam
rangka pencaiaran bantuan Program Keluarga Harapan pemerintah melakukan
kerjasama dengan PT. Pos Indonesia cabang Ponorogo yang diwakili oleh Taufik
DM. Dalam laporannya beliau menyatakan bahwa di Kecamatan Ngebel jumlah
penerima bantuan Program Keluarga Harapan tahap 2 sekitar 1.062 penerima yang
tersebar di 6 desa masing-masing penerima mendapatkan antara 200 s/d 550 ribu
yang mana PT. Pos Indonesia membantu dalam hal pencairannya.
Bupati Ponorogo H. Amin, SH mengucapkan terima kasih
kepada PT. Pos Indonesia yang telah membantu dalam pencairan bantuan Program
Keluarga Harapan dan beliau berharap agar bantuan tersebut bisa digunakan
sebaik-baiknya oleh masyarakat penerima sesuai dengan kebutuhan. Dalam acara
tersebut Bupati secara simbolis menyerahkan bantuan kepada 2 wakil masyarakat
yaitu Martin dan Winarsih yang masing-masing mendapatkan 550 ribu.
Selasa, 03 Juli 2012
KOntes Kambing PE Di HAlaman Bapeluh Ponorogo
Ratusan ekor kambing peranakan etawa atau yang terkenal kambing PE , mulai
dari usia 6 bulan hingga kambing dewasa memperebutkan 4 kategori kontes. Yakni calon indukan dan calon pejantan serta kategori jenis indukan dan
pejantan.memenuhi lapangan BAPELUH Dinas Pertanian Pemkab Ponorogo,Ratusan kambing pejantan dan betina di pamerkan yang harganya mulai Rp 3 juta hingga Rp 30 juta .
Salah seorang peternak kambing peranakan etawa,Sugeng (30) warga
Dusun Bentis, Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel yang datang ke Bapeluh
dengan membawa beberapa ekor kambing PE indukan memberi apresiasi terhadap
kontes kambing PE. Menurut Sugeng," kontes ini akan berdampak naiknya harga
kambing PE. Selain itu, mampu membakar semangat peternak untuk
memelihara kambing supaya bisa menambah kesejahteraan khususnya di Ponorogo ini,.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Ponorogo, Harmanto menjelaskan dalam kontes kambing PE untuk
membangkitkan masyarakat bergairah memelihara kambing. "Bahkan,
berkumpulnya para peternak kambing inilah kami harap kambing PE bisa
jadi usaha menjanjikan dan ikon Ponorogo," tegasnya.
Dalam acara tersebut juga diselenggarakan pameran produk-produk unggulan pertanian dan perkebunan dari seluruh
wilayah di Ponorogo dalam rangka memperingati hari Kridha Pertanian. SIS
dari usia 6 bulan hingga kambing dewasa memperebutkan 4 kategori kontes. Yakni calon indukan dan calon pejantan serta kategori jenis indukan dan
pejantan.memenuhi lapangan BAPELUH Dinas Pertanian Pemkab Ponorogo,Ratusan kambing pejantan dan betina di pamerkan yang harganya mulai Rp 3 juta hingga Rp 30 juta .
Salah seorang peternak kambing peranakan etawa,Sugeng (30) warga
Dusun Bentis, Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel yang datang ke Bapeluh
dengan membawa beberapa ekor kambing PE indukan memberi apresiasi terhadap
kontes kambing PE. Menurut Sugeng," kontes ini akan berdampak naiknya harga
kambing PE. Selain itu, mampu membakar semangat peternak untuk
memelihara kambing supaya bisa menambah kesejahteraan khususnya di Ponorogo ini,.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Ponorogo, Harmanto menjelaskan dalam kontes kambing PE untuk
membangkitkan masyarakat bergairah memelihara kambing. "Bahkan,
berkumpulnya para peternak kambing inilah kami harap kambing PE bisa
jadi usaha menjanjikan dan ikon Ponorogo," tegasnya.
Dalam acara tersebut juga diselenggarakan pameran produk-produk unggulan pertanian dan perkebunan dari seluruh
wilayah di Ponorogo dalam rangka memperingati hari Kridha Pertanian. SIS
Label:
Bapeluh ponorogo,
kambing PE,
ngebel,
peternak kambing
Selasa, 08 Mei 2012
Pemimpin Baru Desa Pupus & Desa Talun Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo
Ponorogo,
Investigasi
Pilihan Kepala Desa (Pilkades)
yang dilaksanakan di Desa Pupus dan Desa Talun terlaksana dengan aman, pasalnya
semua calon yang diharapkan dan dikehendaki warga setempat berhasil meraih
suara terbanyak. Pelaksanaan Pilkades
pada tanggal 09 April 2012 juga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat
desa setempat yaitu Jurdil ( jujur dan adil ) . Sijo (43) calon tunggal Kepala
Desa Pupus meraih suara terbanyak, apalagi Sijo mempunyai visi dan misi yang
sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakatnya yaitu gotong royong membangun desa
bersama masyarakat.
Tidak mau ketinggalan Waroto
(34) kades terpilih desa Talun mempunyai visi misi dengan slogan, “ Menciptakan
Perubahan Desa Talun Menjadi Lebih baik Dari sebelumnya”. Kedua calon terpilih
juga berharap supaya masyarakat dapat rukun dan bisa berkerjasama untuk
mewujudkan menjadi desa jadi lebih baik dalam sektor ekonomi, kenyamanan dan
keamanan. Karena tanpa kebersamaan dan kerukunan sulit untuk mewujudkan harapan
masyarakat, tegasnya.
Agus warga masyarakat desa setempat juga menuturkan pada investigasi agar setelah perhelatan pilkades selesai ia berharap agar masyarakat dan calon terpilih bisa bersatu lagi karena perbedaan pendapat atau pilihan sudah biasa. Jadi jangan sampai dijadikan permusuhan pribadi maupun kelompok , harapnya. ( GUS/NGO)
Rabu, 18 Januari 2012
Pertama Kali di Indonesia, Kontes Raja Buah Durian Digelar
Durian sudah diakui sebagi rajanya buah-buahan. Tapi di atas raja selalu ada raja. Inilah dicari dalam kontes durian yang digelar Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo di Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Rabu (18/1). Yah, durian paling lezat di antara durian yang ada.
Setidaknya 25 jenis durian lokal di Kecamatan Ngebel ikut serta dalam kontes yang baru dua kali dihelat ini. Mulai dari durian Mrobyong, Kukusan, Utri, Gudel hingga durian Suro. Semuanya adalah varietas durian lokal yang dihasilkan oleh warga di enam dari delapan desa di kecamatan yang telah kondang sebagai penghasil buah berduri ini.
Dua desa tidak bisa ikut kontes sebab tanaman durian dari para petaninya belum berbuah. Yaitu dari desa Gondowido dan desa Pupus. Kedua desa ini baru sekitar empat tahun terakhir ditanami pohon durian di lahan kebunnya. Sehingga terpaksa absen pada kontes kali ini.
Cara penilaian dalam kontes ini terbilang unik. Setelah durian diberi nomor, durian akan ditimbang. Setelah itu, juri akan mencicipi buah durian. Setelah itu, durian dari bilah-bilah yang tidak dicicipi akan dihabiskan oleh para hadirin yang bersedia melahap lembutnya daging peserta kontes. Tapi, pongge alias biji durian dan kulit dari durian kontestan harus dikumpulkan untuk ditimbang lagi.
“Durian dinilai dari rasa, aroma, kelembutan dagingnya dan juga ketebalannya. Nah, untuk mengukur ketebalan inilah kulit dan biji harus dikumpulkan,” ungkap Puspita, juri dari Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian Provinsi Jatim, kemarin.
Kepala Bidang Kelembagaan dan SDM Badan Penyuluh Pertanian Distan Kabupaten Ponorogo Marsudi menyatakan, kontes ini merupakan cara bagi Distan dan BPSB untuk mendapatkan varietas terbaik durian di daerah tersebut. Pemenangnya akan dilihat pengambangannya di kebun. Setelah memenuhi beberapa syarat dan kondisi, varietas ini akan dikembangkan sebagai varietas dalam sebuah kawasan.
“Tahun 2007, saat kontes durian pertama digelar, Durian Kanjeng jadi pemenangnya. Lalu setelah diteliti oleh tim BPSB, sekarang dikembangkan di lahan di Ngrogung ini,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Ponorogo Harmanto menyatakan pengembangan durian Kanjeng di Ngrogung telah mencapai 100 hektare pada 2011. Luas ini akan dikembangkan lagi menjadi 200 hektare pada 2012 ini secara bertahap. “DIPA-nya sudah turun. Tanah sudah siap tinggal pelaksanaan saja,” ujarnya.
Di Kecamatan Ngebel sendiri, saat ini tercatat terdapat 1.000 hektare lahan yang ditanami pohon durian berbagai varietas. Jumlah ini naik dua kali lipat dibanding kondisi sebelum tahun 2006. “Dulu hanya tanaman kebun rakyat biasa. Jumlahnya memang banyak, tapi kurang dikembangkan,” ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Ngebel Widodo.
Peningkatan jumlah dan variasi durian terjadi setelah BPSB melakukan prima tani atau program semacam kuliah kerja nyata di Ngebel selama tiga tahun, yaitu 2006 hingga 2008. Para petani yang disurvei pun akhirnya semakin pintar dalam melakukan rekayasa genetika pohon durian. Mulai dari menempel, sambung pucuk hingga top walking.
“Dari sini penyilangan dan peningkatan kualitas bisa ditemukan oleh petani sendiri. Nah, saat inilah banyak yang sudah mendapatkan hasil berupa panen pertamanya. Ya yang dikonteskan ini,” terangnya.
Jumlah pohon durian di Kecamatan Ngebel saat ini mencapai 35 ribu batang, naik dua kali lipat dari sebelum tahun 2006. Dengan produksi rata-rata satu kuintal durian perbatang pohon, maka tiap musim Ngebel dapat memproduksi setidaknya 3.500 ton durian berbagai jenis. Rata-rata adalah hasil silangan lokal karya para pwarga Ngebel sendiri.
“Rasanya sebenarnya mirip-mirip, tinggal ukuran dan ketebalan. Bukan berarti yang kecil dan tipi situ inferior, tapi setiap jenis ada peminatnya. Sebab, semua tergantung pasar. Ada yang suka durian besar, ada yang suka durian kecil. Monggo kerso, nawarin kekuatan kantong konsumen,” kata Widodo lagi.
Yang jelas, dengan kontes dan pengembangan yang terus menerus, harapannya anak cucu di Ngebel dan sekitarnya tidak asing terhadap buah durian. Harapan yang lebih besar adalah bisa menjadi pusat durian di Jawa Timur, bila perlu seantero Indonesia.
Setidaknya 25 jenis durian lokal di Kecamatan Ngebel ikut serta dalam kontes yang baru dua kali dihelat ini. Mulai dari durian Mrobyong, Kukusan, Utri, Gudel hingga durian Suro. Semuanya adalah varietas durian lokal yang dihasilkan oleh warga di enam dari delapan desa di kecamatan yang telah kondang sebagai penghasil buah berduri ini.
Dua desa tidak bisa ikut kontes sebab tanaman durian dari para petaninya belum berbuah. Yaitu dari desa Gondowido dan desa Pupus. Kedua desa ini baru sekitar empat tahun terakhir ditanami pohon durian di lahan kebunnya. Sehingga terpaksa absen pada kontes kali ini.
Cara penilaian dalam kontes ini terbilang unik. Setelah durian diberi nomor, durian akan ditimbang. Setelah itu, juri akan mencicipi buah durian. Setelah itu, durian dari bilah-bilah yang tidak dicicipi akan dihabiskan oleh para hadirin yang bersedia melahap lembutnya daging peserta kontes. Tapi, pongge alias biji durian dan kulit dari durian kontestan harus dikumpulkan untuk ditimbang lagi.
“Durian dinilai dari rasa, aroma, kelembutan dagingnya dan juga ketebalannya. Nah, untuk mengukur ketebalan inilah kulit dan biji harus dikumpulkan,” ungkap Puspita, juri dari Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian Provinsi Jatim, kemarin.
Kepala Bidang Kelembagaan dan SDM Badan Penyuluh Pertanian Distan Kabupaten Ponorogo Marsudi menyatakan, kontes ini merupakan cara bagi Distan dan BPSB untuk mendapatkan varietas terbaik durian di daerah tersebut. Pemenangnya akan dilihat pengambangannya di kebun. Setelah memenuhi beberapa syarat dan kondisi, varietas ini akan dikembangkan sebagai varietas dalam sebuah kawasan.
“Tahun 2007, saat kontes durian pertama digelar, Durian Kanjeng jadi pemenangnya. Lalu setelah diteliti oleh tim BPSB, sekarang dikembangkan di lahan di Ngrogung ini,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Ponorogo Harmanto menyatakan pengembangan durian Kanjeng di Ngrogung telah mencapai 100 hektare pada 2011. Luas ini akan dikembangkan lagi menjadi 200 hektare pada 2012 ini secara bertahap. “DIPA-nya sudah turun. Tanah sudah siap tinggal pelaksanaan saja,” ujarnya.
Di Kecamatan Ngebel sendiri, saat ini tercatat terdapat 1.000 hektare lahan yang ditanami pohon durian berbagai varietas. Jumlah ini naik dua kali lipat dibanding kondisi sebelum tahun 2006. “Dulu hanya tanaman kebun rakyat biasa. Jumlahnya memang banyak, tapi kurang dikembangkan,” ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Ngebel Widodo.
Peningkatan jumlah dan variasi durian terjadi setelah BPSB melakukan prima tani atau program semacam kuliah kerja nyata di Ngebel selama tiga tahun, yaitu 2006 hingga 2008. Para petani yang disurvei pun akhirnya semakin pintar dalam melakukan rekayasa genetika pohon durian. Mulai dari menempel, sambung pucuk hingga top walking.
“Dari sini penyilangan dan peningkatan kualitas bisa ditemukan oleh petani sendiri. Nah, saat inilah banyak yang sudah mendapatkan hasil berupa panen pertamanya. Ya yang dikonteskan ini,” terangnya.
Jumlah pohon durian di Kecamatan Ngebel saat ini mencapai 35 ribu batang, naik dua kali lipat dari sebelum tahun 2006. Dengan produksi rata-rata satu kuintal durian perbatang pohon, maka tiap musim Ngebel dapat memproduksi setidaknya 3.500 ton durian berbagai jenis. Rata-rata adalah hasil silangan lokal karya para pwarga Ngebel sendiri.
“Rasanya sebenarnya mirip-mirip, tinggal ukuran dan ketebalan. Bukan berarti yang kecil dan tipi situ inferior, tapi setiap jenis ada peminatnya. Sebab, semua tergantung pasar. Ada yang suka durian besar, ada yang suka durian kecil. Monggo kerso, nawarin kekuatan kantong konsumen,” kata Widodo lagi.
Yang jelas, dengan kontes dan pengembangan yang terus menerus, harapannya anak cucu di Ngebel dan sekitarnya tidak asing terhadap buah durian. Harapan yang lebih besar adalah bisa menjadi pusat durian di Jawa Timur, bila perlu seantero Indonesia.
Label:
durian,
kontes durian,
ngebel,
ngrogung
Lokasi:
Ngrogung, Ngebel, Indonesia
Selasa, 10 Januari 2012
Kecamatan Ngebel
Kecamatan Ngebel adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ngebel merupakan kecamatan yang memiliki objek wisata berupa danau atau disebut telaga dalam bahasa masyarakat setempat. Danau yang diberi nama sesuai kecamatannya, yaitu Telaga Ngebel. Ngebel sendiri terletak di kaki Pegunungan Wilis.
Langganan:
Postingan (Atom)